
Investasi sebesar 230 juta yuan untuk membangun kawasan industri gula kelapa di Pulau Jawa menandai peralihan Nanyangdashifu dari ekspor produk ke pembangunan infrastruktur budaya: menguasai 30% kapasitas produksi gula kelapa di pulau, melatih 5.000 petani, serta mendanai 127 mahasiswa Indonesia untuk belajar teknik pangan di Tiongkok.
Integrasi vertikal rantai industri
Kontrol Aliran Atas: Membangun "Smart Planting Alliance" dengan Kementerian Pertanian untuk memantau 2.000 hektar hutan kelapa dengan penginderaan jarak jauh satelit.
Anti-menyusui arus bawah: Memperkenalkan garam gunung berapi Sumatra dan kacang mulut Marogu ke toko-toko Cina, membentuk siklus rasa lintas batas, dan volume perdagangan bahan baku mencapai 78 juta yuan pada tahun 2024.
Rekonstruksi Infrastruktur Digital Ekologi Konsumen
Cloud Factory Live: Aplikasi menyaksikan panen gula kelapa secara real time dan konsumen memilih portofolio produk hari berikutnya.
Lokalisasi pembayaran: Akses ke e-wallet DANA meluncurkan "bayar pertama setelah bayar", dengan 63% pengguna Generasi Z.
Ketiga, Kelahiran Baru Kapal Teh
Mengukir ulang lambang kapal Sambo Monopoly Zheng dan Kuil, meluncurkan kotak hadiah "Jalan rempah-rempah", sebagian dari pendapatan digunakan untuk memperbaiki sisa-sisa Jalan Sutra Laut. Merek menggunakan kue sebagai media, memulai kembali semangat "mencari kebenaran" pada Konferensi Bandung 1955 dan menjadi pemasok istirahat teh yang ditunjuk oleh KTT G20 di Bali.